MANOKWARI – Sensus penduduk lanjutan atau dikenal dengan istilah Long Form SP2020 siap digelar kembali mulai Juni 2022. Kegiatan ini sebenarnya diagendakan tahun 2021 tetapi terkendala akibat Pendemi COVID-19.
Sebanyak 49.584 rumah tangga menjadi sampel pendataan di 13 kabupaten dan kota di Papua Barat, dengan melibatkan 915 petugas, 626 diantaranya petugas pendata lapangan (PPL), 213 koordinator tim (Kortim) dan 76 Koseka.
Kepala BPS Papua Barat Maritje Pattiwaellapia, SE mengatakan hasil pendataan penduduk sangat strategis dan menjadi keharusan setiap elemen bangsa memberikan jawaban dengan jujur.
Salah satu tujuan pendataan itu adalah memperkirakan jumlah, distribusi dan komposisi penduduk sekaligus memperbaharui data dalam penghitungan proyeksi penduduk.
Sekretaris Daerah Provinsi Papua Barat Dr. Nataniel Mandacan, M.Si menilai pendataan penduduk merupakan salah satu kegiatan pendukung perencanaan dan evaluasi pembangunan.
Output yang diharapkan diantaranya data parameter kependudukan seperti kelahiran, kematian dan migrasi serta informasi penting lainnya.
“Tujuannya menghasilkan indikator pembangunan berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) dan RPJMN bidang kependudukan,” terangnya saat sosialisasi Sensus lanjutan di Kantor Gubernur Papua Barat, Jumat (10/6).
Ia menginstruksikan jajaran kabupaten dan kota dan masyarakat Papua Barat memberi data guna suksesi Sensus Penduduk 2020 Lanjutan.
Dari data statistik, laju pertumbuhan penduduk di Papua Barat tahun 2010 hingga 2022 naik 3,94 persen dari 1.134,07 ribu jiwa. Bulan Mei – Juni 2022 berlangsung pendataan LF dan verifikasi kematian ibu termasuk penghitungan proyeksi dan evaluasi.
Sedangkan Juli – Desember 2022 dilakukan pengelolaan dan penghitungan paramater LF SP2020 dan proyeksi 2020 – 2050 termasuk proyeksi. Keseluruhan hasil itu akan diumumkan tahun 2023. (RLS/RED)
