Bagaimana Perempuan Indonesia Versi KOWANI di Women 20

Ketua Kongres Wanita Nasional Indonesia (KOWANI) Giwo Rubiyanto Wiyogo. (Istimewa)

MANOKWARI – Perempuan desa dan juga perempuan dengan kebutuhan khusus (disabilitas) menjadi isu hangat dalam ajang Side Event Women 20 di Manokwari, Papua Barat.

Opening ceremony Rabu (8/6) siang memaparkan sejumlah data statistik bagaimana perempuan dan kesenjangan yang dihadapi kaum perempuan dengan kebutuhan khusus.

Ketua Kongres Wanita Nasional Indonesia (KOWANI) Giwo Rubiyanto Wiyogo menegaskan visi KOWANI adalah meningkatkan martabat perempuan secara menyeluruh dalam pembangunan.

Menurut dia banyak hal yang harus ditingkatkan untuk mengngkat martabat perempuan Indonesia, termasuk perempuan desa dan perempuan dengan berkebutuhan khusus (disabilitas).

“Apa dan bagaimana memberdayakan perempuan yang dalam catatan kami masih banyak tertinggal. Sebut saja kesehatan, pendidikan apalagi peran digitalisasi saat ini,” ujarnya.

Terungkap 25 persen perempuan desa dari populasi global masih tertinggal dalam hal akses pendidikan dan kesenjangan digital karena minim listrik dan Singal internet termasuk infrastruktur

Perempuan terhadap akses ekonomi juga rendah dengan angka partisipasi 53,13 persen, jauh di bawah laki-laki dengan 82,41 persen. Sedangkan kaum disabilitas perempuan 9,32 juta atau 55 persen.

Kelompok perempuan disabilitas itu rentan terhadap diskriminasi dalam hak asasi mendapat pelayanan primer yang sering pula dipandang negatif. Belum lagi faktor ekonomi mengharuskan lahirnya ketergantungan kepada orang lain

“KOWANI berupaya mengangkat peran perempuan desa, ada organisasi Wanita Tani berperan mengangkat perempuan desa dalam bidang ketahanan pangan,” paparnya.

“Ada juga organisasi Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi kaum disabilitas. Upaya dan sinergi bersama dimulai saat ini, dari sini,” terang Giwo.

Ia menegaskan kunci sukses pembangunan adalah dengan meningkatkan pemberdayaan perempuan di segala bidang pembangunan.

KOWANI lahir 22 Desember 1928, dikenal sebagai Hari Ibu dan kini memiliki sekira 97 organisasi di pusat dengan 87 juta perempuan di seluruh Indonesia, termasuk Cendikiawan Perempuan Papua yang dipimpin dr. Rosaline Rumaseuw. (RLS/ELS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!