FAKFAK – Penjabat Gubernur Papua Barat, Drs. Ali Baham Temongmere berlinang air mata kala disambut warga saat tiba di tempat kelahirannya, di Kampung Kotam, Distrik Fakfak Timur Tengah, Kabupaten Fakfak.
Dia merasa haru dan tak menyangka, yang biasa dia terlibat menjemput tamu, kini dia menjadi orang yang dijemput dan disambut dengan adat.
“Tadi saya meneteskan air mata. Biasanya kitong jemput orang lain, tapi hari ini yang kamorang jemput itu kitorang sendiri, anak asli dari kampung ini,” Kata Ali yang juga Pakar Dewan adat Suku Mbaham Matta.
Didampingi istrinya, Hj. Siti Mardiana, SE, Ali menerima pengalungan kalung bunga pala oleh kepala kampung dan disambut tari tumor dari remaja kampung Wayati, dan tari Titir yang menggiringi langkah Pj. Gubernur Ali Baham menuju rumahnya. Tampak jelas suasana haru dimoment indah itu.
Saat tiba dikediaman, Pj. Gub Ali melaksanakan sholat sunah, doa syukuran dan kemudian ziarah ke makam kedua orang tuanya. Dia pun kembali meneteskan air mata dipusaran makam orangtuanya.
Dia lalu menceritakan suatu kisah yang tak bisa dia lupakan. Ya, ini soal nama Baham. Nama yag diberikan oleh sang kakek, nama yang juga sempat menjadi cemooh kala dia dibangku sekolah dan nyaris diganti.
“Siapa yang mau ganti nama itu (Baham). Biarkan saja dia pakai nama itu, suatu saat dia akan tahu siapa dia,” Ucap Ali menirukan perkataan sang kakek kala itu.
Berdasarkan cerita sang ibu, kata Ali dia lahir di hari Senin subuh. Usai lahir, 40 hari kemudian, orang tuanya mendirikan rumah dan dia melakukan injak pasir di rumah itu. Pesisir pantai di kampung itu, didiami oleh keluarga besar Mbaham Matta, secara khusus di wilayah Petuanan Fathgar dan Petunan Ati-Ati.
(RLS/NN)