BPJN Beberkan Penanganan PSN Jalur Trans Mameh-Windesi, Target Teraspal 2024

Zaki Akram, PPK 4.1 Pada PJN Wilayah IV. (Foto : DTM)

MANOKWARI – Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) menargetkan penanganan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Trans Papua Barat, Jalur Mameh-Windesi dengan panjang sekira 120 kilo meter bisa tuntas tahun 2024.

PPK 4.1 Pada Pelaksana Jalan Nasional (PJN) wilayah IV Zaki Akram menyebut pelaksanaan pembangunan baik jalan dan jembatan sepanjang jalur Mameh-Windesi, dilaksanakan bertahap sesuai usulan anggaran.

Pada tahun 2021 telah dilakukan pengerjaan pengaspalan sekira 13 kilo meter untuk segmen satu dan 7 kilo meter untuk segmen dua.

“Pada pengerjaan ini, memang ada beberapa titik yang dilewatkan (tidak di aspal). ini bukan tanpa sebab, tapi memang beralasan,” ujarnya saat dikonfirmasi wartawan diruang kerjanya, Kamis (19/5) sore tadi.

Jalan Trans Papua Barat Mameh-Windesi. (Foto : DTM)

Kata dia, sejumlah titik yang terlewatkan itu dikarenakan pada titik tersebut terdapat matting kayu (tumpukan kayu) bekas logging yang menyebabkan pengaspalan harus dilewati.

“Ruas ini bekas jalan perusahaan kayu. Setelah kita cek, ada tumpukan kayu di bagian bawah tanah. Jika kita paksa, tanah bisa saja amblas dan ini merusak aspal, sehingga kita lewatkan beberapa meter ke depan untuk melanjutkan pengaspalan,” bebernya.

Rencananya lanjut Zaki, di titik yang terlewatkan itu, akan dibangun box atau jembatan. Perencanaan sudah dilakukan dan ketika sudah ditangani, barulah dilakukan pengaspalan.

Selanjutnya, pada tahun ini, kembali dianggarkan pembangunan jalan dengan dua segmen. Pada segmen pertama pembangunan jalan ditargetkan sepanjang 26 kilo meter dan 10 kilo meter untuk segmen dua.

“Untuk tahun ini (2022) kontraknya habis di 31 Desember. Tahun masih berjalan dan dipastikan pekerjaannya akan terlaksana,” terangnya.

Kemudian lanjut dia, untuk pembangunan jembatan, terdapat beberapa jenis jembatan yang dibangun sepanjang jalur Mameh-Windesi.

Jembatan dengan panjang sekira 25-30 meter dibangun sistem Balok T, sedangkan di atas 30 meter dibangun sistem jembatan rangka.

Papan proyek pengerjaan ruas jalan Mameh-Windesi. (Foto : DTM)

“Memang untuk pembangunan jembatan, ada yang dianggarkan satu tahun anggaran ada pula yang dua tahun anggaran,” paparnya lagi.

Dia tak memungkiri ada pekerjaan jembatan maupun bronjong di tahun 2021 sempat bulan tuntas hingga tahun 2022. Namun saat ini telah dilaporkan tuntas seluruhnya.

“Yang terlambat itu pelaksana pekerjaan telah dikenakan denda keterlambatan dan itu memang ada aturannya. Saat ini seluruh jembatan Ta. 2021 sudah selesai dikerjakan,” bebernya.

BPJN Papua Barat tambah dia mengusulkan agar pembangunan jalan trans Papua Barat bisa tuntas pada tahun 2024. Hal itu sejalan dengan target nasional.

“Total jalan dari pertigaan Tahota menuju Windesi sekira 120 KM. Kita usul dan targetkan tahun 2024 telah teraspal,” tambahnya.

Menyoal kendala dalam mensukseskan proyek strategis nasional jalan trans, Zaki mengaku banyak hal yang menjadi kendala, mulai dari letak geografis maupun akses telekomunikasi. Meski demikian, kendala itu masih bisa dilalui hingga pelaksanaan pekerjaan pembangunan bisa berjalan.

“Jalan dan jembatan ini kita bangun dari pajak masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat. Kami harap dukungan juga dari masyarakat,” tandasnya. (DTM/NN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *