MANOKWARI – Penjabat Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw, M.Si menyayangkan ketidakhadiran sejumlah delegasi negara asing di Side Event Women 20, Rabu (8/6) di Manokwari, Papua Barat.
Padahal kehadiran mereka dirasa perlu untuk mendengar dan melihat langsung bagaimana aktivitas perempuan dan kaum disabilitas (perempuan) di Papua, khususnya Manokwari
“Banyak isu miring sepihak di luar sana yang menyebut Tanah Papua identik dengan kekerasan terhadap perempuan (KDRT), pelanggaran HAM, kemiskinan dan sebagainya,” terangnya saat opening ceremony Side Event W20.
“Harapan saya mereka (delegasi asing) hadir agar kita tunjukan bagaimana keberpihakan perempuan yang kita sudah lakukan di sini,” sebutnya lagi.
Waterpauw mengatakan sudah banyak upaya pemerintah daerah untuk kaum perempuan dan disabilitas. Meski demikian ia tak menampik jika upaya itu harus ditingkatkan.
Ia percaya jika pesan-pesan spesial untuk perempuan desa dan kaum disabilitas dari W20 bakal tersiar hingga dunia internasional, salah satunya melalui virtual yang membahas seputar ke dua isu itu
Kongres Wanita Nasional Indonesia (KOWANI) dan juga elemen perempuan lain diharapkan menyampaikan pesan tentang upaya pemerintah untuk mendudukkan peranan perempuan dan kelompok disabilitas di Papua Barat.
“Tak hanya tentang perempuan tetapi mencakup semua bidang pembangunan yang kita lakukan, semoga negara sahabat yang peduli dengan masalah perempuan dan disabilitas mendengar pesan-pesan ini,” singkat Waterpauw. (RLS/NN)