MANOKWARI – Pemprov Papua Barat, membentuk Tim penanganan khusus untuk membenahi sekaligus menggenjot kualitas pendidikan. Tim ini bertugas mencari formula tepat dan solusi cepat untuk masalah pendidikan.
Dr. Agus Sumule, akademisi Universitas Papua Manokwari, dipercaya sebagai ketua tim, didampingi Roberth Richard Adrianus Rumbekwan Asisten I Setda Pemprov Papua Barat dan sejumlah stakeholder terkait.
Dalam pemaparan sebelumnya, Dr. Agus Sumule mengungkap sekira 500 ribu anak Papua, putus sekolah termasuk tidak mendapat pendidikan yang layak.
Hal ini didapati di dusun, kampung bahkan kabupaten dan kota di Papua Barat. Dengan demikian, tim penanganan Pendidikan bertugas untuk meminimalisir jumlah itu.
Menurut dia kemajuan pendidikan memang terlihat cukup baik sejak Otsus tahun 2001. Selama itu, kemajuan pendidikan dan juga bidang pembangunan lain berjalan baik, namun terdapat pula kendala yang dihadapi.
“Otsus untuk pendidikan memang tak dipungkiri, tetapi masih ditemukan masalah seperti kekurangan tenaga guru hingga anak putus sekolah,” kata Agus.
Beberapa faktor penyebab angka putus sekolah cukup tinggi di Papua Barat, diantaranya sarpras gedung sekolah, biaya pendidikan bahkan puluhan untuk mengikuti orang tua berkebun ketimbang sekolah.
Pj. Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw, M.Si mengaku butuh penanganan yang cukup serius untuk memperbaiki kualitas pendidikan, apalagi menghadapi masalah ratusan anak putus sekolah.
“Masalah ini sangat memprihatinkan dan saatnya membutuhkan perhatian yang sangat serius,” ujar Waterpauw saat pra Raker Bupati/Wali kota di Auditorium PKK Pemprov Papua Barat, Kamis (13/10).
Dengan demikian Tim penanganan khusus pendidikan Papua Barat, diharapkan menemukan formula tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan, juga bagaimana caranya meminimalisir jumlah anak putus sekolah. (ELS/NN)