Eliminasi Malaria, Ratusan Ribu Kelambu Akan Disebar di Papua Barat dan PBD

Media gathering rencana pembagian kelambu anti malaria oleh Dinkes Papua Barat, Jumat (3/3/2023). Total 195.450 kelambu disebar serempak, Maret 2023. (ELS)

MANOKWARI – Dinas Kesehatan provinsi Papua Barat bersama United Nation Children’s Found (UNICEF) akan membagikan ratusan ribu kelambu di Papua Barat dan Papua Barat Daya, Maret 2023.

Rencana itu sebagai komitmen gubernur, bupati/walikota dan ketua DPR se-Papua Barat, Agustus 2017 dengan target bebas malaria 2027, sekaligus target eliminasi malaria nasional tahun 2030.

Pengelola Program Malaria Dinkes Papua Barat Billy G Makamur menerangkan distribusi 160.250 kelambu anti nyamuk serentak di wilayah endemis tinggi, Manokwari, Manokwari Selatan dan Teluk Wondama.

Pembagian 35.200 kelambu untuk masyarakat kampung dengan endemis tinggi di Kabupaten Fakfak, Kaimana, Teluk Bintuni dan Pegunungan Arfak sesuai hasil perencanaan puskesmas 13-23 Februari 2023.

“Total 195.450 kelambu akan dibagi untuk melindungi 328.513 jiwa,” sebutnya Jumat (3/3/2023).

Papua Barat merupakan daerah endemis malaria dengan angka 19 kasus per 1.000 penduduk, dengan 9.429 kasus malaria. Tiga daerah yaitu Manokwari, Manokwari Selatan dan Teluk Wondama berstatus endemi tinggi, sedangkan Fakfak, Kaimana, Teluk Bintuni dan pegunungan Arfak berstatus endemis sedang.

Sementara Kabupaten Sorong Selatan provinsi Papua Barat Daya, dinyatakan lulus eliminasi malaria sekaligus menjadi daerah pertama di Papua yang bebas dari malaria.

Pembagian kelambu massal tahun 2020 sebelumnya mencakup 98 persen. Hasil survey menunjukan 73 persen masyarakat menggunakan kelambu pada malam hari, sementara 27 persen tanpa kelambu dengan alasan kepanasan dan ukuran kelambu yang kecil.

“Kualitas kelambu yang akan dibagikan berbahan polyester dengan ukuran besar, lebih halus, lembut, tidak berkerut dan tidak terasa panas. Terasa nyaman dan melindungi masyarakat dari sengatan nyamuk malaria,” rilisnya.

Berdasarkan pengalaman di Indonesia dan hasil penelitian di Afrika, apabila cakupan pembagian kelambu anti nyamuk minimal 95 persen dan 85 persen penduduk menggunakan kelambu malam hari, dapat menurunkan 50 persen kasus malaria tahun berikutnya.

(RLS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!