MANOKWARI – Plt. Ketua National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Papua Barat Benone Rahaor, angkat suara terkait dugaan penyelewengan anggaran hibah Rp.1,5 miliar yang dilaporkan ke Polda Papua Barat.
Ia mengklaim hibah dari pemprov Papua Barat tersebut diperuntukan sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART).
“Setelah ketua meninggal, saya ditunjuk sebagai Pelaksana tugas berdasarkan SK dari pengurus NPCI di Solo. Kemudian saya mengajukan proposal ke Dispora. Saya tidak tahu proposal mereka seperti apa,” ujarnya saat dikonfirmasi nokennews.com, Rabu (21/8/2024).
Ia menerangkan proses pencairan dana hibah tentunya harus disertai dengan SK organisasi sehingga tudingan penyelewengan tersebut dinilai tidak mendasar.
“Tudingan itu hanya manuver sekelompok orang. Saya tidak gubris dan juga belum menerima panggilan untuk klarifikasi. Silahkan saja kalau mereka buat laporan polisi,” terangnya.
Benone menyebut dana hibah Rp.1,5 miliar digunakan untuk melengkapi keperluan 9 cabang olahraga yang akan bertanding di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) Solo, Oktober 2024.
Ia paham benar dan mengetahui siapa dalang dibalik semua ini, sebab pernah memenuhi undangan klarifikasi di Mapolresta Manokwari. Saat ini Benone mengaku fokus untuk memperhatikan persiapan atlet.
Ia menampik jika NPCI disebut dualisme karena hanya dirinya yang memegang SK resmi dari pengurus pusat di Solo. Soal Musprov yang dihelat Juni lalu, juga dianggap ilegal oleh pengurus pusat.
“Musprov juga tidak diikuti pengurus kabupaten dan tidak melibatkan penyandang disabilitas di Manokwari. Yang harus dipahami, ruang ini untuk penyandang disabilitas, bukan non disabilitas,” tegasnya.
“Banyak pelanggaran saat Peparnas di Jayapura, kita tidak ingin hal itu terulang untuk Peparnas Solo nanti,” singkatnya.
(RED/NN)