Lima Pokja Perkuat Draft RAD KSB, Target Uji Publik Tak Lama Lagi

Penguatan dokumen rencana aksi daerah kebun sawit berkelanjutan (RAD-KSB) di Manokwari, Selasa 1 Oktober. (Foto: ELS/NN)

MANOKWARI – Lima Pokja rencana aksi daerah-kelapa sawit berkelanjutan (RAD-KSB), memantapkan susunan draft hasil rakerda Dinas Pertanian, Hortikultura dan Perkebunan (TPHBUN) sebelumnya.

Kelima Pokja masing-masing penguatan data, kapasitas berkebun, pantauan lingkungan, penyelesaian sengketa dan sertifikasi ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil).

Kepala Bidang Perkebunan TPHBUN Papua Barat Benidiktus Hery Wijayanto menerangkan pemantapan dokumen Pokja bertujuan mendapat dokumen yang realistis sesuai kondisi daerah.

“Sesuai kondisi riil, artinya benar sesuai dokumen yang disiapkan untuk pengembangan kebun sawit per setiap Pokja,” ujarnya kepada nokennews.com, Selasa 1 Oktober.

Diakui detail pembahasan Pokja 2 terkait penguatan kapasitas SDM berkebun karena petani juga bergabung dalam kelompok tani, koperasi dan lainnya.

“Bagaimana mengelola kebun sawit, untuk manajemen (koperasi) dan mungkin magang untuk mahasiswa Polbangtan. Disperindag juga mengusulkan bagaimana manfaat turunan seperti minyak sawit serta pengelolaan limbah,” ujarnya.

Pokja 2 mantapkan draft dokumen RAD-KSB 2024-2026, Selasa 1 Oktober. (Foto: ELS/NN)

Menurut dia, semua usulan itu juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani sawit, termasuk Pokja 1 yang membahas dokumen data.

Sedangkan Pokja 5 terkait sertifikasi ISPO yang wajib dimiliki perusahaan sawit termasuk di Papua Barat. Sertifikasi itu diantaranya melarang keras pengerusakan hutan dan bersinggungan dengan masyarakat adat.

“Produksi sawit tanpa ISPO tak bisa dipasarkan karena ketentuannya jelas, tak boleh merusak lingkungan,” tegasnya.

Setelah pemantapan Pokja, dokumen RAD-KSB kemudian dipantjukan dengan konsultasi publik yang melibatkan masyarakat sekitar kebun sawit. Kemudian hasilnya akan dirampungkan dalam peraturan gubernur.

Diketahui pengembangan perkebunan kelapa sawit di Manokwari, Fak Fak, dan Bintuni dengan lima perusahaan, yakni PT. Medco Papua Hijau Selaras dan PT. Permata Sawit Emas di Manokwari,  PT. Varita Majutama dan PT. Subur Kurnia Raya di Fakfak dan PT. Rimbun Sawit Papua di Bintuni.

Sementara 9.400 ha kebun sawit dikelola petani yang tergabung dalam koperasi dengan masing-masing memegang sertifikat.

(ELS/NN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!