MANOKWARI – Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menitip 5 program prioritas pertanian untuk menjaga ketahanan pangan di provinsi Papua Barat.
Pertama, mengoptimalkan luasan lahan pertanian sebagai salah satu upaya menjaga kestabilan stok bahan makanan pokok. Selain padi, juga sayur mayur dan komoditas lainnya.
Ke dua saat rapat bersama Pj. Gubernur dan bupati/wali kota serta OPD teknis saat berkunjung ke Manokwari, Selasa (25/10), pesan Menteri yaitu membentuk gugus tugas ketahanan pangan, provinsi dan kabupaten/kota.
Kemudian mengoptimalkan kelembagaan pertanian termasuk sumber daya manusia. Provinsi dan kabupaten/kota diharapkan menyiapkan Komoditas unggulan untuk mendongkrak ekonomi masyarakat.
Pelaksanaan program yang dimaksud, tentu membutuhkan pembiayaan. Untuk itu kementerian Pertanian menyiapkan kredit usaha petani sebagai penopang pelaksanaan program.
Dukungan anggaran itu diharapkan dimanfaatkan dengan baik oleh kelompok tani, misalnya untuk mendukung budidaya, pasca panen, panen bahkan untuk pemasaran. Menteri juga mengingatkan penataan Tata Niaga distribusi dengan baik.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Papua Barat Dr Yacob Fonataba, M.Si, mencontohkan Tata Niaga yang dimaksud adalah kelebihan pasokan pangan sebuah kabupaten bisa dipasok untuk kabupaten/kota lain di Papua Barat.
Pj. Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Purn) Paulus Waterpauw, M.Si juga melaporkan kepada Menteri jika Papua Barat telah mencanangkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terhadap komoditas Cabe di Kota Sorong.
“Kenapa Cabe?, karena sebagai salah satu penyumbang Inflasi di Papua Barat. Kemudian pencanangan tanam padi di Kampung Desay Manokwari, sebagai program untuk jangka waktu ke depan,” bebernya.
Ia mengaku dalam waktu dekat juga pencanangan kebun lahan pangan di rumah jabatan gubernur, kampung Sisweni Manokwari Timur.
“Semua program itu dengan harapan agar pasokan pangan di Papua Barat, tetap aman dalam jangka waktu yang lama,” singkatnya. (ELS/NN)