MANOKWARI – Provinsi Papua Barat diyakini mampu mengejar ketertinggalan pembangunan dari daerah pemekarannya, Papua Barat Daya.
Demikian penegasan Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani saat apel pagi di Halaman Kantor Gubernur Papua Barat, Senin (20/10/2025).
Diakui ada kesenjangan indikator pembangunan antara Papua Barat dan Papua Barat Daya yang baru berdiri dua tahun lalu. Kondisi itu bukanlah akhir, melainkan tantangan untuk bangkit dan memperbaiki arah kebijakan pembangunan.
“Kita memang melahirkan anak (Papua Barat Daya), tapi ternyata dia tumbuh lebih cepat. Itu tidak membuat kita pesimis, tapi justru mendorong kita bekerja lebih baik,” ujarnya.
Menurut dia, pemerintah provinsi memiliki fondasi program yang kuat dengan tiga agenda besar, yakni Papua Barat Cerdas, Papua Barat Sehat, dan Papua Barat Produktif. Ketiganya diyakini menjadi motor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memperkuat ekonomi daerah.
“Kalau ketiga program ini dijalankan dengan sungguh dan tepat sasaran, saya yakin hasilnya akan signifikan. Ini program yang bisa memberi daya ungkit besar bagi pembangunan Papua Barat,” terangnya.
Selain itu, Lakotani meminta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), menguatkan perencanaan dan memastikan setiap program berdampak langsung untuk kesejahteraan masyarakat.
“Tidak boleh ada program yang hanya selesai di atas kertas. Setiap program harus punya hasil nyata di lapangan,” pesannya tegas.
Menurutnya, usia 26 tahun adalah momentum penting bagi Papua Barat untuk berbenah. Ia mengajak seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat agar bersama-sama mewujudkan kemajuan daerah dengan kerja nyata, bukan sekadar perayaan seremonial.
“Potensi besar, SDM luar biasa, dan kita punya semangat untuk maju. Kalau semua bergerak satu arah, Papua Barat pasti bisa mengejar ketertinggalan,” pungkas Lakotani.
(DCX/NN)
