MANOKWARI – Papua Barat memiliki potensi besar dari komoditi Kelapa Sawit. Dukungan hilirisasi pemerintah pusat setidaknya mendukung kehadiran pabrik sawit hadir di Papua Barat.
Luas perkebunan sawit di Papua Barat mencapai 97,566,5 hektare di Manokwari, Fakfak dan Teluk Bintuni. Sementara, 9 ribuan hektare dikelola Koperasi Produsen Arfak Sejahtera.
Pengembangan perkebunan kelapa sawit di Manokwari, Fak Fak, dan Bintuni dengan lima perusahaan, yakni PT. Medco Papua Hijau Selaras dan PT. Permata Sawit Emas di Manokwari, PT. Varita Majutama dan PT. Subur Kurnia Raya di Fakfak dan PT. Rimbun Sawit Papua di Bintuni.
“Kalau ada pabrik sawit, tak perlu lagi kirim minyak CPO ke Surabaya,” ujar Plt. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Papua Barat Agustinus Warbaal, Kamis (10/10/2024).
Ia menyebut banyak potensi manfaat produksi sawit termasuk turunannya.
“Misalnya minyak goreng Bimoli produk Manokwari, sebagai salah satu investasi besar hasil pengelolaan sawit. Hanya saja belum ada investor yang masuk untuk mendukung rencana itu,” paparnya.
Warbaal mengaku sedang menjajaki peluang untuk mendapatkan investor. Hal yang sama juga untuk program pakan ternak.
Upaya itu mendapat dukungan Kementerian Pertanian untuk pengembangan kebun sawit dengan beragam program seperti peningkatan SDM dan beasiswa.
“Saya pikir kita tak hanya tanam sana-sini tapi potensi sawit dengan pabrik lokal bisa mendongkrak PAD termasuk menyerap banyak tenaga kerja,” tutupnya.
(ELS/NN)