MANOKWARI – Provinsi Papua Barat masuk rangking 10 provinsi termiskin di Indonesia. Ini tentu bertolak belakang dengan potensi yang dimiliki seperti sumber daya alam yang melimpah.
Jumlah penduduk miskin di provinsi Papua Barat naik dari 21,07 persen menjadi 21,28 persen, dengan salah satu penyebabnya adalah ketimpangan dalam hal pendapatan.
Tingkat kemiskinan 21,28 persen atau 219.007 jiwa termasuk 9 kabupaten dengan penduduk miskin di atas 20 persen di Papua Barat.
Penjabat Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw, M.Si mengatakan potensi sumber daya alam seharusnya menjadi modal kuat untuk membangun Papua Barat.
Potensi yang dimaksud sebut saja tambang dan energi, pertanian, perikanan, hasil hutan, perkebunan, pariwisata bahkan bahan galian serta peternakan.
“Semua potensi susah ada, hanya saja belum sepenuhnya dikelola dengan baik,” terangnya saat rapat koordinasi Investasi dan Perizinan terpadu se-Papua Barat, Rabu (15/6) di Manokwari.
Selain pengelolaan yang belum maksimal, potensi SDA belum mendapat perhatian dan juga minimnya dokumen pendukung yang implementatif untuk ditawarkan kepada calon investor.
Waterpauw menginstruksikan bupati dan wali kota memperhatikan potensi unggulan yang dimaksud untuk mendorong perekonomian dan investasi daerah.
Ia menilai kehadiran Menteri Investasi dan Penanaman Modal Bahll Lahadaida dalam agenda itu, tak lain adalah memberi motivasi khusus agar investasi di Papua Barat meningkat sesuai harapan. (RLS/RED)
