MANOKWARI – Papua Barat memiliki potensi kopi yang tak kalah dengan daerah lain. Terbaru, kopi Kasuari yang dikembangkan Fakultas Pertanian Universitas Papua (UNIPA) Manokwari.
Plt. Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Papua Barat Agustinus Warbaal mengatakan rencana itu terus berjalan.
“Jika di Sumatera ada kopi Luwak, Papua Barat punya kopi Kasuari. Potensi kopi salah satunya di Kabupaten Pegunungan Arfak,” terangnya, Senin (1/4/2024).
Pihaknya bersama UNIPA belum lama ini membahas lanjutan perkembangan untuk kopi kasuari. Sesuai rencana olahan kopi itu nantinya dibantu dengan proses fermentasi dari burung Kasuari.
“Biji kopinya dikonsumsi kasuari kemudian hasilnya nanti akan difermentasi. Prosesnya sama dengan kopi luwak, hanya saja tentu hasilnya akan beda,” terangnya.
Meski demikian ia mengaku pengembangan itu masih dalam proses yang tentunya akan melewati berbagai proses uji coba.
“Kami bangun komunikasi bersama UNIPA juga BI Perwakilan Papua Barat, bagaimana rencana kopi kasuari ini ke depan. Kalau untuk pengelolaan jenis kopi lain sudah ada seperti sebelumnya,” aku Agustinus.
Kabupaten Fakfak, lanjut dia juga memiliki potensi kopi robusta yang sudah ada sejak lama. Pengembangannya pun didukung penuh oleh provinsi.
Kopi Kasuari, diprediksi bakal menjadi andalan Papua Barat, yang mengikuti trend dan berpotensi membangkitkan gairah baru industri kopi.
“Prinsipnya, kita mendukung penuh untuk komoditas olahan biji kopi kasuari. Saya yakin bisa jadi trend bau untuk penikmat kopi nantinya,” singkatnya.
(ELS/NN)