MANOKWARI – Penanganan sekaligus pemulihan bencana banjir Kota Sorong, dilakukan secara bertahap. Usai penanganan jangka pendek yang nyaris rampung, kini siap masuk penanganan jangan menengah.
Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Papua Barat Yohanis Momot, ST., MT mengatakan penanganan jangka menengah disiapkan untuk tahun 2023.
“Tahun ini program jangka pendek hampir rampung, setelah itu masuk penanganan program jangka menengah dan jangka panjang,” ujarnya, Kamis (13/10) di Manokwari.
Momot membeberkan kendala yang ditemui dari bencana itu adalah drainase yang tak sesuai dengan perencanaan pembangunan, terlebih tak sesuai spesifikasi. Selain itu topologi Kota Sorong, juga disebut cukup rendah dengan air laut.
“Kendala-kendala seperti itu yang harus kita pecahkan, kita buat perencanaan untuk penanganan ke depan,” terangnya.
Kota Sorong, lanjut dia membutuhkan kolam retensi atau penampungan air dan juga Chek Dam. Ini menjadi solusi dengan tujuan menampung saat air laut pasang dan kemudian membuang saat air laut surut.
Penanganan jangka pendek yang disebut di awal diantaranya membersihkan sedimen dan membuka hambatan yang menghalangi air melewati alur di bawah jembatan.
“Kota Sorong sudah sangat rumit. Gubernur akan bertemu Menteri membahas rencana membangun koral retensi. Itu hal yang wajib dilakukan untuk penanganan berkelanjutan bencana banjir di sana,” singkatnya. (ELS/NN)