FAKFAK – Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw bicara data dihadapan ratusan mahasiswa Politeknik Negeri Fakfak (Polinef), Senin (4/10/2023) kemarin saat Jenderal (Purn) itu membuka kegiatan pengenalan kampus.
Dihadapan mahasiswa baru, eks Kabaintelkam Polri itu menyabut bahwa angka prevalensi stunting di Papua Barat masih tergolong tinggi. Disatu sisi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua Barat juga masih rendah dibandingkan provinsi lainnya.
“Data per Juli 2023, prevalensi stunting Papua Barat berada pada presentase 11.80 persen,” ungkap Waterpauw sembari mengingatkan mahasiswa bahwa salah satu penyebab stunting adalah pernikahan dini.
Kemudian soal IPM yang juga masih dibawah rata rata nasional dengan presentase 65,89.
“Papua Barat berada di posisi terendah ke dua di Indonesia. In selaran dengan kondisi Papua Barat yang dalam kategori e kemiskinan esktrem termasuk Fakfak,presentase 9,38 persen di tahun 2022,” tuturnya.
Angka putus sekolah lanjut Waterpauw ikut terbilang tinggi. Pada 2022, data mencatat sekira 68.988 anak di Papua Barat putus sekolah (tidak melanjutkan pendidikan).
“Ini waktunya kalian proaktif berdiskusi, terkait masalah dan isu terkini di Papua Barat. Karena mahasiswa itu harus melahirkan gagasan segar yang dapat melahirkan solusi,” terangnya, sembari memotivasi mahasiswa agar tekun, bersungguh sungguh, dan bekerja keras mewujudkan impian.
(RLS/NN)