Rakor Fordasi Bukan Sekedar Silaturahmi, Pj Gubernur Waterpauw : Presiden Suruh Kita Kerja

Pj Gubernur Waterpauw saat memberikan sambutan dalam Rakor Fordasi 2023 di Manokwari, Papua Barat.

MANOKWARI – Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn) Paulus Waterpauw berharap lahirnya sebuah perubahan besar dari pelaksanaan Fordasi 2023 yang berlangsung di Manokwari, Papua Barat.

“Saya harap ini bukan sekedar moment kita silaturahmi dan komunikasi saja. Saya berfikir, ada banyak hal yang bisa kita tuangkan disini,” ungkap purnawirawan jenderal bintang tiga di institusi kepolisian itu.

Kata dia, itu sebabnya, pihaknya sedikit mengubah mengubah tematik kegiatan dari kolaborasi ke arah kerjasama.

“Bagi saya, kerjasama itu adalah operasional. Jadi sudah langsung kerja. Karena Presiden RI menginginkan kita itu kerja, kerja, kerja,” terang Pj Gub Waterpauw dihadapan 8 daerah Desentralisasi Asimetris.

Itu sebabnya lanjut Waterpauw, tema yang diusung dalam Fordasi 2023 itu adalah ‘Bekerja Bersama Meningkatkan Daya Saing.

“Saya sering ingatkan diri saya sendiri bahwa kita ini memang harus banyak belajar, karena saudara kita di luar sana sudah lahir dari 1945 sedangkan kita baru lahir 1969,” ungkapnya.

Sambung Waterpauw, “Wajar jika kita masih mencoba bertanya, wajar jika kita mencoba belajar dan berguru dari Provinsi lain,” tuturnya.

Untuk itu, Pj Gub Waterpauw mengajak daerah desantralisasi untuk tidak berkecil hati. “Ada waktu untuk kita benahi, ada waktu untuk kita permantap kemampuan kita,” katanya lagi.

Tema itu kata Waterpauw, nantinya akan ditindak lanjuti oleh teman teman tim kerja yang sudah dibentuk. Dia berharap momentum itu bisa menjadi batu loncatan bagi semua daerah yang bernaung dibawah keistimewaan dan kekhususan.

“Hal yang perlu kita susun juga adalah bagaimana grand desaign kita membangun kebersamaan untuk 20 tahun yang akan datang,” tuturnya.

Forum itu juga kata Waterpauw, 9 daerah akan membuat peta untuk lima tahun ke depan yang tentunya membutuhkan kolaborasi banyak pihak, termasuk bagaimana meletakan potensi yang dimiliki daerah.

“Misalnya Papua Barat yang punya tambang gas. Kita diberikan tanggung jawab mengolah itu, tapi tidak ada daya. Nah, ada Provinsi Aceh yang pernah berjaya dibidang itu. Jadi, langsung kerja dan ada win win solution terhadap hal semacam itu,” tandasnya.

(ELS/NN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!