MANOKWARI – Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Papua Barat mencatat investasi Rp 4.702.501.578.582 (4,7 triliun) atau 171 persen dari 1.082 proyek berdasarkan sub sektor di 13 kabupaten dan 1 kota.
Pj. Gubernur Papua Barat Drs. Paulus Waterpauw mengurai 966 proyek penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp.3,2 triliun dan Rp.1,4 triliun dari Penanaman Modal Asing (PMA).
“Target investasi dari Kementerian Investasi tahun 2022, Rp.2,74 triliun,” ujar Waterpauw di Manokwari, Selasa (28/3/2023).
Investasi tertinggi PMDN di Fakfak Rp 1,5 triliun dari 106 proyek tanaman pangan dan perkebunan, kehutanan, jasa, perdagangan dan reparasi, industri kayu dan perikanan.
Kabupaten Manokwari Rp.643 miliar dari 144 proyek tanaman pangan dan perkebunan, jasa lainnya, perdagangan dan reparasi serta hotel dan restoran.
Kota Sorong dengan Rp.425 miliar dari 346 proyek perdagangan dan reparasi, jasa lainnya, hotel dan restoran serta industri lain.
Investasi PMA kabupaten Sorong tertinggi Rp.1 triliun dari 53 proyek tanaman pangan dan perkebunan, industri kayu, industri lainnya dan industri kimia.
Kabupaten Teluk Bintuni dengan 9 proyek mencapai PMA Rp.203 miliar meliputi industri lainnya, perdagangan dan reparasi. Dua proyek Rp.103 miliar dari industri kayu di kabupaten Fakfak.
Pemprov Papua Barat akan merevisi RTRW untuk pemanfaatan lahan dengan tujuan menarik perhatian investor. Untuk tahun 2023 investasi membutuhkan kondusifitas wilayah, promosi investasi dan pemanfaatan lahan.
“Keamanan harus terjamin untuk menggaet investor masuk ke Papua Barat,” pungkas Waterpauw.
(ELS/NN)