MANOKWARI – Tokoh Pemuda Raja Ampat Angky Dimara mengingatkan Lembaga Masyarakat Adat (LMA) dan Dewan Adat Suku (DAS), tidak memberi gelar anak adat dengan mudah jelang pesta Demokrasi 2024.
Itu disampaikan menyusul adanya pengangkatan salah satu politisi non Papua sebagai anak adat oleh lembaga adat.
Angky justru mencium aroma pengangkatan itu untuk memuluskan pencalonan yang bersangkutan maju dalam pemilihan Gubernur Papua Barat Daya.
“Saya ajak semua, baik lembaga adat dan anak Papua untuk menolak hal-hal seperti itu,” terangnya dalam rilis, Rabu (19/4/2023).
Menurut dia, pola seperti ini sengaja dimainkan dengan tujuan mematikan kesempatan anak asli Papua untuk bersaing dalam pemilihan, baik legislatif maupun eksekutif.
Ia menilai masih banyak anak asli Papua yang mampu menjadi pemimpin dengan mendapat jabatan politik atau jabatan karir lewat pemilihan umum serentak tahun depan.
“Saya kira MRP Papua Barat Daya nanti juga harus melihat ini. Rekomendasi anak adat seperti yang saya sebutkan di atas, sama saja menghalangi kesempatan anak negeri untuk menjadi tuan di rumah sendiri,” tulisnya lagi.
Angky berharap praktik untuk merestui sebagai anak adat harus dilihat dengan berbagai pertimbangan yang matang. Ia khawatir jika sematan anak adat itu hanya untuk kepentingan sesaat.
“Saya juga mengajak saudara Nusantara untuk mendukung hak anak asli Papua untuk Pemilu serentak 2024. Mari hidup berdampingan dan saling menghargai,” pesannya.
(RLS/NN)