Simak Program Konseling Khusus Sekolah GenIUS, Persiapkan Masa Depan Lulusan

Siswa-siswi kelas 12 Sekolah GenIUS mantapkan minat bidang karir, menyambut dunia perkuliahan. (Istimewa)

TANGERANG – Pendidikan menjadi kendaraan menuju peradaban yang lebih baik. Namun, siapa sangka, proses pendidikan juga menghadirkan banyak tantangan. Bagi guru, orang tua, lembaga pendidikan, maupun bagi siswa sebagai subjek utama.

Tak hanya itu, selain harus menyelesaikan proses pendidikannya, siswa juga dituntut untuk mampu menentukan masa depan. Persoalannya kemudian, tidak semua siswa mengenali pribadinya sendiri dengan baik. Beberapa dari mereka bahkan ada yang merasa bingung, gugup dan gelisah untuk segera menghadapi dunia yang mereka anggap baru.

Sekolah GenIUS mencoba membaca permasalah tersebut lalu merumuskan bahwa sekolah juga perlu mengambil peran sebagai pendamping. Hal ini perlu dilakukan untuk mengarahkan peserta didiknya sesuai minat, bakat, skill serta kompetensi yang dimiliki.

Kepala Sekolah GenIUS Esther K. Wirawan, M.Psi memandang
Sekolah tidak sekadar meluluskan siswanya, tetapi juga harus mampu menjadi pelita setelah surat kelulusan mereka terima.

“Ini membantu mereka menyiapkan pendaftaran ke universitas dan membekali mereka dengan dunia perkuliahan,” katanya.

Tak hanya itu kata Esther, Sekolah GenIUS juga mengajarkan apa itu istilah-istilah umum dalam perkuliahan, ilmu-ilmu dasar yang dibutuhkan terkait bidang karir yang dipilih siswa, mencari informasi terkait pendaftaran ke universitas, langkah langkah mendaftar ke sebuah Universitas, syarat pendaftaran, serta keterampilan yang dibutuhkan selama masa perkuliahan nanti.

Itu sebabnya, lanjut Esther, sebagai langkah untuk mewujudkan tujuan tersebut, Sekolah GenIUS menyusun program pendampingan siswa yang untuk memberikan pendampingan yang dapat memberi impact yang baik bagi siswa.

“Ini merupakan program lanjutan dari program Karir yang diberikan pada siswa jenjang SMA dalam pelajaran bimbingan Konseling,” ungkapnya.

Lebih lanjut kata Esther, proses pemilihan karir itu memiliki beberapa tahap; Pertama, tahap eksplorasi. Pada tahap itu, siswa diajak untuk mengenal berbagai profesi yang ada di Indonesia bahkan di dunia. Fungsinya agar siswa tidak hanya terpacu pada beberapa profesi yang biasa mereka lihat secara konkrit.

“Cita cita itu bukan saja guru, dokter, pilot, tentara. Itu terpaku kepada mereka yang belum mengenal banyak hak di dunia luar,” ungkapnya.

Setelah tahap eksplorasi, siswa akan diajak untuk melihat minatnya, mengenai bidang apa yang menarik hatinya. Untuk mempermudah itu, siswa akan menjalani tes minat dan bakat. Setelah tes selesai, maka siswa akan diberi penjelasan tentang hasil tesnya dan selama berada di jenjang SMA, maka siswa bebas melakukan konseling karir dengan tim psikolog sekolah.

Selanjutnya, siswa akan diajak untuk menganalisa kemampuan dan kondisi diri melalui analisa SWOT. Ini dilakukan agar siswa mampu memetakan kekuatan serta sumber daya yang mereka miliki guna menunjang minat serta mampu mengatasi tantangan juga kekurangan terkait bidang yang Mereka minati.

Selain itu, siswa juga diajak melihat kualifikasi yang dibutuhkan untuk mewujudkan bidang yang diminatinya. Dan terakhir, siswa diajak membuat goal setting serta mengevaluasi cara-cara yang dilakukan untuk mencapai target yang sudah dibuat. Target itu berula baby step untuk mewujudkan bidang karir yang diminati.

“Di sekolah ini siswa kelas 12 diminta memantapkan minat bidang karir. Karena sudah waktunya mereka mempersiapkan diri menyambut dunia perkuliahan,” tuturnya.

Saat di semester ke 2 kelas 12, siswa dikelompokkan berdasarkan program Science atau Sosial. Pengelompokan itu kata Esther, mengikuti pengelompokan pendaftaran kuliah melalui jalur SBMPTN, dikarenakan siswa membutuhkan beasiswa untuk kuliah. Dan, saat ini GenIUS memanfaatkan beasiswa yang difasilitasi oleh Negara melalui jalur KIP-kuliah atau KIP- Afirmasi (ADIK-Papua).

“Kami gunakan jalur ini karena karena Pemda asal daerah siswa sejauh ini belum menjamin beasiswa penuh untuk perkuliahan mereka,” terangnya.

Ditahap itu siswa sudah tidak mempelajari materi SMA, namun mereka fokus belajar persiapan tes SBMPTN dan materi-materi dasar yang dibutuhkan pada pilihan bidang perkuliahan siswa.

Selain itu siswa juga mendapatkan kelas Pendampingan Psikologis yang fungsinya untuk melatih keterampilan atau soft skill siswa dalam menghadapi dunia perkuliahan nantinya.

Beberapa hal yang dilatihkan pada siswa adalah, keterampilan presentasi dan publik speaking, cara membangun pergaulan sehat, membuat target dan goal setting terkait pendaftaran kuliah.

“Bila ada siswa yang tertarik kuliah di luar Negeri, maka ditambahkan program persiapan Tes bahasa Asing (TOEFL-IBT untuk negara tujuan, seperti bahasa inggris dan HSK-4 untuk tujuan negara yang bahasa utamanya mandarin,” tambahnya.

Selanjutnya, ketika mendekati masa pendaftaran kuliah, siswa akan menyiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk pendaftaran, kemudian mendaftar melalui jalur yang diikuti siswa. Bila membutuhkan tes maka siswa akan mengikuti tes (diantarkan oleh pihak sekolah).

Selama menunggu pengumuman, siswa tetap mengikuti materi persiapan kuliah. Lalu setelah menerima pengumuman penerimaan, siswa akan melakukan proses daftar ulang. Selain itu siswa akan mulai mencari informasi terkait biaya akomodasi (biaya kos, biaya makan, transportasi, dan sebagainya, selama masa perkuliahan nanti.

“Sejauh ini fokus utama jalur pendaftaran kuliah siswa menggunakan jalur ADIK-Papua (Afirmasi Dikti untuk siswa yang berasal dari Papua),” tandasnya. (DTM/RLS)

Narasi ini sebelumnya sudah diterbitkan www.ringpapua.com

.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *