Waterpauw : Jangan Tepuk Dada Kalau Masih Pesan Beras, Sayur dan Buah dari Luar

Aktivitas jual-beli di Pasar Sanggeng Manokwari. Paulus Waterpauw beberkan berapa pangan didatangkan dari luar Papua Barat. (Foto: RED)

MANOKWARI – Provinsi Papua Barat memiliki banyak potensi sumber pangan yang tersebar di tujuh kabupaten. Sayangnya berapa bahan pangan justru datang dari luar.

Sebut saja sayur dari Medan Sumatera Utara, beras dari Sulawesi Selatan dan juga Jawa Timur.

“Bahkan Mangga saja dari pulau Jawa. Kita di sini sebenarnya apa?,” tanya Penjabat Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Purn) Paulus Waterpauw, Senin (16/10/2023).

Itu terungkap saat pameran Fordasi (Forum Disentralisasi Asimetris Indonesia) daerah khusus dan istimewa ke-6 di Manokwari, Papua Barat, September lalu.

“Saya kunjungi beberapa stand tanya beras, sayur dan mangga dari mana ternyata dari luar,” bebernya.

Ia heran sebab pesanan datang dari daerah yang tidak mendapat Otonomi Khusus (Otsus). Ini pelajaran penting karena mungkin saja banyak pesanan serupa.

“Jangan Tepuk Dada katakan saya abdi negara kalau kenyataan saja seperti itu. Mau sampai kapan?, sementara lahan kita sangat luas. Bagi orang itu hal biasa, bagi saya itu masalah,” tegasnya.

Dari hal itu, Waterpauw mengajak semua ASN terutama pimpinan OPD belajar, tak hanya menunggu kemudian melanjutkan kebijakan dari atas.

Ia pernah berdiskusi dengan Sri Sultan Hamengkubuwono IX baik di Yogyakarta maupun saat Fordasi di Aceh. Pesan Sultan ialah rubah mindset cara berpikir masyarakat Papua.

“Kalau begini dan tidak dirubah, hanya menunggu waktu saat Otsus berhenti, pemerintah disalahkan. Padahal mindsetnya salah. ASN juga jangan seperti itu,” ujarnya lagi.

Meski demikian ia menilai kehadiran perwakilan ASN saat apel cukup minim.

“Acuhkan kewajiban, yang penting absen pulang istirahat hanya pikir perut sendiri. Ini masalah. Saya sedang usung konektivitas untuk bagaimana merubah mindset itu,” paparnya.

Kebun pangan Pemprov Papua Barat di Susweni, Distrik Manokwari Timur, patut jadi contoh bagi masyarakat.

“Manfaatkan pekarangan rumah jadi hasil Pengan untuk keluarga. Banyak hal yang kita kejar untuk membangun di tanah ini,” singkatnya.

(RED/NN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!