MANOKWARI – Alberto Stevanus Bame memang bermimpi menjadi juru mudi pesawat terbang. Setelah menyelesaikan pendidikan di Amerika Serikat dan menjadi seorang pilot, ia kini ingin menggapai mimpi yang lebih tinggi.
Ya, pria kelahiran Sorong 25 April 1997 ini bersiap melanjutkan pendidikan S2 di University Of Florida Aeronautical Engineering di Amerika Serikat.
Jauh sebelumnya Alberto mengaku cita-cita menjadi seorang pilot tertanam sejak kecil. Ia bahkan memiliki mainan pesawat yang terbuat dari gabah.
“Mainan pesawat itu disimpan sampai sekarang. Mimpi itu jadi kenyataan, saya menyelesaikan pendidikan pilot 1,3 tahun di Amerika,” kisahnya kepada wartawan di Manokwari, Rabu (23/2) malam.
Keberadaanya di ibu kota provinsi Papua Barat untuk meminta dukungan doa dan support Pemprov Papua Barat untuk sekolah jurusan Aerospace Engineering (desain pesawat terbang).
Alberto mengaku sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah pihak di pemprov Papua Barat. Sesuai rencana ia kembali terbang ke Amerika Serikat pertengahan tahun ini.
Menurutnya kerinduan terbesar adalah berada bersama orang tua dan kerabat dan tentu berbakti untuk Papua Barat. Akan tetapi, ia tertantang untuk bisa memenuhi kebutuhan yang lebih spesifik dari dunia penerbangan di Papua bahkan Indonesia.
Ia tak menampik jika saat ini banyak anak asli Papua yang berkarir di dunia penerbangan, baik pilot, pramugari dan lainnya. Tetapi yang lebih spesifik tentu masih sangat minim, misalnya mendesain pesawat terbang seperti pendidikan yang akan ditempuhnya.
“Spesifik seperti ini yang harus kita kejar agar ke depan banyak orang asli Papua memiliki kemampuan. Tak hanya pilot tetapi juga bidang pembangunan lain yang sangat dibutuhkan di Papua,” beber anak sulung dua bersaudara ini.
Dalam pertemuan tak terduga bersama sejumlah wartawan itu, ia membeberkan jika keberhasilannya saat ini tak lepas dari peran pemerintah daerah lewat dana Otonomi Khusus.
Sejauh ini memang masih ada pihak yang meragukan kehadiran dana Otsus. Namun capaian putra Maybrat ini menjadi contoh nyata jika uang Otsus itu benar diperuntukan untuk memberdayakan orang asli Papua.
Selain Alberto ada pula rekannya sesama pilot Papua, Aris Saiba yang juga instruktur penerbangan di California Amerika Serikat. Keduanya menjadi contoh dari sekian banyak anak Papua yang menempuh pendidikan dibiayai dana Otsus.
Hanya saja mungkin mereka yang dimaksud belum melapor balik ke pemprov Papua Barat, seperti yang ia lakukan saat berada di Manokwari.
Dengan demikian bukan tidak mungkin usai sekolah S2 nanti Alberto bakal menjadi seseorang yang mampu mendesain atau merakit sebuah pesawat terbang di Tanah Papua.
Harapan itu tentu akan menjadi kebanggan tersendiri sekaligus contoh yang baik nantinya bagi para generasi muda di Tanah Papua. (Thiaz/Nokennews)