MANOKWARI – Pemerintah Provinsi Papua Barat berupaya menekan tingginya angka Stunting di beberapa kabupaten/kota. Secara keseluruhan prevelensi Stunting di Papua Barat tercatat 26,2 persen.
Stunting tertinggi dengan 40,1 persen di Kabupaten Pegunungan Arfak, sedangkan terendah 19,9 persen di Kota Sorong.
Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani, SH., M.Si mengatakan Stunting bukan semata-mata masalah untuk saat ini tetapi juga untuk masa depan.
“Ini menjadi persoalan bangsa dan daerah harus aktif karena menyangkut dengan masa depan generasi penerus, yaitu anak-anak kita,” ujarnya saat ditemui di kediamannya Susweni Manokwari, Sabtu (2/4).
Untuk mempercepat langkah penurunan Stunting, Pemprov Papua Barat siap menggelar rapat koordinasi dan penilaian kinerja aksi konvergensi di Kaimana, Kamis (7/4).
Lakotani menyebut pentingnya rapat tersebut karena melibatkan semua OPD teknis dan juga stakeholder. Selain itu, kampanye penurunan Stunting juga dilakukan masif.
“Itu menjadi bahan dalam rakor nanti, apa dan bagaimana yang harus dilakukan agar percepatan penurunan Stunting berjalan sesuai dengan harapan,” terangnya lagi.
Selain pemerintah daerah, keterlibatan semua pihak dibutuhkan baik desa/kelurahan, akademisi, media, swasta, LSM dan berbagai mitra pembangunan.
Stunting sendiri diketahui merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi untuk seribu hari pertama kehidupan anak. Kondisi ini bisa mengakibatkan efek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia. (RED/NN)