Dugaan Penyelewengan Anggaran 1,5 M NPCI Papua Barat Masuk Laporan Polisi

Ketua NPCI Papua Barat hasil Muscalub Ferdinand Ebit Koromat (baju biru) melaporkan dugaan penyelewengan dana hibah operasional pengurus NPCI ke Polda Papua Barat, Senin (19/8/2024). (IST/NN)

MANOKWARI – Pengurus National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Papua Barat, melaporkan dugaan penyelewengan anggaran operasional Rp.1,5 miliar ke Polda Papua Barat.

Pengaduan oleh Ketua NPCI Papua Barat Ferdinandus Ebit Koromat, melalui surat nomor LP/B/241/VIII/2024/SPKT/Polda Papua Barat tanggal 19 Agustus 2024.

Ferdinandus sebagai ketua terpilih hasil musyawarah cabang luar biasa (Muscalub) NPCI, menyebut mekanisme pencairan bertentangan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/RT).

“Ada dugaan penyimpangan. Surat perintah membayar (SPM) dari Kadispora Papua Barat tidak sesuai mekanisme. Disposisinya harus ke rekening organisasi, tapi entah masuk ke mana,” sebut Ferdinand yang sebelumya sebagai sekretaris.

Diakui laporan polisi untuk memperjelas aliran dana yang seharusnya digunakan sebagai operasional organisasi NPCI, bukan untuk cabor dan atlet.

“Kami laporkan empat nama, Hans Mandacan Kadispora Papua Barat, Benone Rahaor Ketua NPCI sesuai SK pusat, Basri Hasan Kasubag Keuangan BPKAD dan Rini Karenting,” bebernya.

Menurut dia, pengurus periode 2020-2025 lah yang mengajukan proposal ke pemprov Papua Barat, 22 Maret 2023. Kemudian disetujui Rp.1,5 miliar sebagai dana hibah operasional pengurus tahun 2024.

Namun dalam perjalanannya, sambung dia lagi Kadispora mengeluarkan SPM kepada Benone Rahaor (ketua berdasarkan SK NPCI pusat). Padahal, disposisi sesuai memo untuk pengurus 2010-2025.

“Yang dipertanyakan, pencairan anggaran awal Agustus itu tidak disertai dengan dokumen organisasi. Makanya kasubag keuangan sebagai terlapor karena mengeluarkan SP2D. Kami dirugikan karena proposal itu dibuat pengurus 2020-2025,” papar Ferdinand.

Ia mengetahui pencairan itu atas nama Benone Rahaor setelah mengecek ke bagian keuangan. Meski demikian pihaknya tiddk menjalin kordinasi karena yang bersangkutan juga memegang SK dari NPCI pusat.

“Memang benar ada dualisme kepemimpinan. Saya sebagai ketua terpilih hasil Muscalub tetapi NPCI pusat mengeluarkan SK kepada saudara Benone Rahaor yang bukan sebagai pengurus sebelumnya,” akunya.

Pengurus NPCI Papua Barat periode 2020-2025 dipimpin almarhum Lewi Raubaba. Kemudian digelar Muscalub yang memilih Ferdinand sebagai ketua terpilih.

Namun keputusan NPCI pusat di Solo Jawa Tengah, kemudian menetapkan Benone Rahaor sebagai Ketua NPCI Papua Barat.

(ELS/NN)

. . . . .
. . . . .
error: Content is protected !!
Exit mobile version