MANOKWARI – Petani Kelapa Sawit diingatkan tak asal membeli benih, terutama yang marak dijual secara online. Pembelian benih yang tidak bersertifikasi berdampak pada hasil produksi.
Kabid Perkebunan pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHBUN) Papua Barat Benidiktus Hery Wijayanto menegaskan semua komoditi pertanian harus memiliki sertifikat.
“Termasuk benih kelapa sawit harus bersertifikat. Apalagi berhubungan dengan rencana aksi daerah kelapa sawit berkelanjutan (RAD-KSB),” ujarnya, Senin (4/11/2024).
Pada bagian ini, ia menyebut bagian penguatan SDM dengan tugas mensosialisasikan benih sawit yang bersertifikat.
“Komoditi sawit punya nilai tinggi dengan usia mencapai 30 tahun. Target petani rata-rata menghasilkan 10 ton setahun dengan investasi dana yang besar. Tapi harus dijamin dengan benih sawit yang bagus,” terangnya.
Meski belum ditemukan benih sawit ilegal di Papua Barat, namun petani diingatkan lebih cermat dalam hal pemilihan serta penggunaan.
Benediktus menyebut banyak benih ilegal yang digunakan petani di Sumatera dan Kalimantan, bahkan dengan mudah memperoleh lewat pembelian secara online. Namun benih sawit yang mudah didapat tersebut belum tentu memenuhi standar sesuai aturan.
“Bahkan, ada yang palsukan lebel benih sawit. Ada pula yang membeli online tetapi itu palsu yang banyak ditemukan oleh Badan pengelola dana perkebunan kelapa sawit (BPDPKS) Medan,” sebutnya.
Peremajaan sawit yang mencapai 2000 hektar, lanjut dia harus menggunakan benih sawit bersertifikat, salah satunya dari BPDPKS Medan. Dengan demikian jaminan kualitas benih akan berdampak pada hasil produksi.
“Misalnya, pasti ada satu atau dua benih yang mati dari sekian banyak yang ditanam. Itu karena kemarau berkepanjangan dan kekurangan air. Tapi pada intinya kualitas benih tidak diragukan,” paparnya.
Pengawas Benih Tanaman
Satu kekurangan yang harus dipenuhi adalah tenaga pengawas benih tanaman (PBT) yang bersertifikasi. Mereka bertugas menentukan layak tidaknya benih pada sebuah komoditi.
Kadis TPHBUN Papua Barat Agustinus Warbaal sebelumnya mengaku kehadiran PBT sangat penting untuk pengembangan komoditi pertanian.
“Kualitas benih dipastikan oleh pengawas yang memiliki sertifikasi. Karena belum ada, kita datangkan PBT dari Makassar dan Ambon. Semoga Papua Barat segera punya petugas bersertifikasi,” singkatnya.
(ELS/NN)