MANOKWARI – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geo Fisika (BMKG) Papua Barat, memprediksi puncak musim hujan di Papua Barat awal November.
Prakirawan Cuaca BMKG Papua Barat Windel Pattipelohi mengatakan prospek cuaca Manokwari dan sekitarnya sedang masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
“Untuk keseluruhan Papua Barat, puncak hujan diprediksi Desember atau Januari. Musim hujan diawali bulan November,” terangnya Kamis (20/10) usai apel kesiapsiagaan bencana Hidrometeorologi di Manokwari.
Meski demikian ia mengaku curah hujan cukup beragam di beberapa wilayah Papua Barat, diantaranya Manokwari, Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak. Kemudian, Sorong di bagian barat Papua Barat yang intensitas hujan tinggi bulan Juni hingga Agustus.
“Sisi timur Manokwari, curah hujan rendah tetapi tinggi diakhir tahun. Cuaca di Papua Barat, memang sangat kompleks dan berbeda dengan bagian selatan Indonesia yang mengalami iklim kemarau April hingga September dan musim hujan Oktober hingga Maret,” jelasnya.
Ia mengaku perubahan cuaca di Papua Barat, sedikit sulit diprediksi salah satunya karena faktor lokal geografis.
Windel menyebut ancaman bencana Hidrometeorologi tak hanya banjir dan longsor namun juga kemarau atau kekeringan. Beruntung Papua Barat tak mengalami kekeringan separah daerah lain di wilayah barat dan tengah Indonesia.
“Hasil monitoring curah hujan khusus Manokwari dan Pegunungan Arfak, sangat rendah. Puncak musim hujan diprediksi bulan November dan untuk Manokwari diperkirakan Januari hingga Februari,” singkatnya. (ELS/NN)