Pertanian di Masni Rusak Akibat Aktivitas Penambangan Emas Illegal di Wasirawi

Aktivitas penambangan emas illegal di Wasirawi. Diduga penyebab, keruhnya air Kali Waripri yang berdampak di jaringan irigasi petani.

MANOKWARI — Pelaksana Tugas Sekda Papua Barat, Jacob Fonataba mengaku menerima laporan adanya kerusakan lahan pertanian di Distrik Masni, Kabupaten Manokwari.

“Ada laporan kerusakan lahan disana (Masni). Tanaman tidak bisa bertumbuh karena tanah kering dan sebagainya,”
kata Fonataba dalam Rakornis perluasan area sawah dan optimalisasi lahan, tahun 2024 di ruang rapat lt. 3 kantor Gubernur Arfai, Senin (13/11/2023).

Fonataba belum bisa memastikan apakah kerusakan lahan pertanian itu adalah dampak cemaran air dari lokasi tambang emas illegal di Wasirawi.

“Aktifitas emas illegal saya belum bisa pastikan. Tapi kita bisa lapor pihak berwajib terkait dampak aliran buangan,” ungkapnya.

Fonataba lalu meminta ketegasan dan langkah Pemkab Manokwari untuk melakukan kajian terhadap unsur unsur dalam aliran air yang mengaliri lahan pertanian warga.

“Kaji dulu biar kita tahu adakah dampak ke pertembuhan tanaman atau tidak. Tapi dari laporan tadi, dampaknya ke pertumbuhan karena air sudah tercemar kandungan larutan,” ungkapnya, lalu meminta Pemkab segera membentuk Tim penelusuran.

Sementara itu, laporan yang diterima sumber media ini menyebut aktifitas penambangan emas illegal di Wasirawi masih terus berlangsung hingga saat ini.

Penelusuran media ini juga mendapati masih adanya aktifitas sewa menyewa alat berat untuk keperluan penambangan emas di Wasirawi dan beberapa lokasi tambang emas illegal lainnya.

“Alat banyak kerja di lokasi. Ada yang tidak lanjut sewa karena beli alat baru”

“Yang lain lagi kerja. Kita belum naik, masih tunggu modal tambahan”

Terpisah, salah satu ketua kelompol tani di Masni yang dikonfirmasi media ini menyebut, air yang mengaliri irigasi di Masni bersumber dari Kali Wariori.

Rusaknya tanaman jenis holtikulturan milik petani kata dia, akibat karena air di jaringan irigasi dalam kondisi keruh (tidak jernih).

“Air tdak jernih, sangat keruh/kabur (tidak jernih). Jadi hanya bisa di pakai pemupukan. Kalau untuk menyirami tanaman, daunnya perlahan rusak dan hasil panen tidak maksimal,” ungkapnya.

Dia berharap pemerintah melakukan uji air untuk mengetahui penyebab air keruh dan apa yang terkandung dalam air tersebut.

Diketahui, keruhnya air di kali Wariori diakibatkan karena aktifitas penambangan illegal yang dilakukan di Wasirawi yang alirannya menyatu dengan kali Wariori.

Banyaknya alat berat yang beraktifitas di lokasi penambangan ini berdampak pada kualitas air yang sehari hari digunakan petani untuk menyirami tanaman.

(DTM/ELS/NN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!