MANOKWARI – DR. Peter Youngren kembali ke Manokwari, Papua Barat untuk ke dua kalinya. Festival Persahabatan akan digelar selama 4 hari, dimulai Kamis (25/8) di Lapangan Borarsi Manokwari.
Peter Youngren sendiri tak asing bagi warga Manokwari, karena 16 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2005 ia pernah menggelar kegiatan di tempat yang sama pula.
Ada dua hal penting yang diusung dalam Festival Persahabatan, pertama, menyiapkan Manokwari menjadi leader atau pemimpin jalan bagi Indonesia, ke dua, membangun jembatan dalam arti tanpa diskriminasi.
“Saya hadir di sini untuk membawa pesan dari Tuhan, Manokwari mungkin saja memimpin pergerakan pemulihan umat sejak COVID-19 melanda dunia,” ujarnya saat konferensi pers, Selasa (23/8) di Manokwari.
Menurut dia, pesan yang dimaksud adalah kasih, pengharapan dan kedamaian antar sesama manusia. Artinya, tak ada diskriminasi, gep (jarak) dan bahkan hal negatif yang selama ini terjadi.
“Akan menjadi sebuah berita yang sangat baik untuk semua orang di Manokwari. Festival ini boleh didatangi siapa saja, tidak hanya orang Kristen, tetapi penganut kepercayaan lain juga disilahkan,” pesannya.
“Saya membawa pesan untuk semua umat manusia, bukan hanya umat Kristen. Ini sudah saya lakukan di lebih dari 100 negara di dunia,” papar Peter Youngren.
Satu sisi lainnya yang menarik adalah buku berjudul My Muslim Friends yang ditulisnya berdasarkan pengalaman selama berkeliling dunia. Dalam buku itu, ia menekankan pentingnya membuang ego, diskriminasi dan perbedaan dalam bentuk apa pun.
“Saya tidak meninggikan suatu agama di atas yang lain. Kasih Allah hadir untuk semua orang, Amin,” ucapnya.
Peter Youngren sendiri berkeliling dunia sejak 40 tahun terakhir. Ia berkhotbah menyampaikan pesan kasih, pengharapan dan kedamaian dunia dengan perdamaian, rekonsiliasi dan persahabatan.
Ia juga berencana menggelar kegiatan yang sama di kota Zansiba Pakistan, di mana 98 persen penduduknya penganut muslim. Namun ia mengusung persahabatan, kasih dan pengharapan tanpa diskriminasi.
Ketua Persatuan Gereja Gereja Papua (PGGP) Barat Pdt. Sherly Parinussa, S. Th mengaku Manokwari bisa menjadi barometer perubahan. Alasannya, indeks kerukunan beragama Papua Barat terbaik di Indonesia dalam kurun tiga tahun terakhir.
Akan digelar pula seminar selain Festival Persahabatan tersebut. Panitia sendiri meyakini kegiatan ini akan dihadiri ribuan bahkan puluhan ribu orang. (RED/NN)