Revalin Meres, Cenderawasih Kota Peradaban yang Ingin Masyarakat Papua Banyak Tahu Soal HIV-AIDS

Ravalin Marchella Meres, siswi Sekolah GenIUS Tangerang asal Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. (Istimewa)

TANGERANG – Ravalin Marchella Meres bak cenderawasih dari Kota peradaban Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat. Ia diantara ratusan anak lain di Sekolah GenIUS, tengah memacu ilmu pengetahuan untuk menjadi seorang yang berarti dimasa mendatang.

Anak dari pasangan ASN di Kabupaten Teluk Wondama itu merupakan satu dari sekian banyak anak-anak dari wilayah Timur Indonesia yang sedang mengejar cita-cita untuk membangun kembali daerah mereka.

Alin (sapaan akrab) tertarik mempelajari penularan dan pencegahan HIV-AIDS yang menurutnya telah banyak membawa malapetaka hingga merenggut banyak nyawa generasi muda Papua.

Ketertarikannya muncul ketika ia menjadi siswa sekolah GenIUS. Rasa penasaran itu tumbuh karena banyaknya kasus HIV Aids di Papua. Ia prihatin terhadap minimnya pengetahuan orang-orang disana terhadap penularan HIV-Aids, serta kurangnya pendidikan seks yang akhirnya membawa banyak orang menghadap malapetaka.

“Sekolah GenIUS membantu saya menggali lagi ketertarikan terhadap penelitian. Selalu ada sesuatu yang baru yang dipelajari ketika melakukan penelitian,” ungkapnya lewat rilis tertulis, Sabtu (2/7). 

Rasa penasaran itu membuatnya tertarik untuk meneliti dan ketika terjawab selalu ada hal lain yang menjadi pemantik untuk mencari tahu hal-hal baru lainnya. 

Tak disangka dibalik ketertarikan itu ada cerita yang mungkin tidak akan dia lupakan. Sebelum menjadi siswa GenIUS, Alin adalah siswa biasa di salah satu sekolah di Kabupaten Teluk Wondama yang hanya tahu bersekolah lalu pulang tanpa berfikir harus belajar lagi.

Bahkan saat seleksi masuk sekolah GenIUS, Alin merencanakan hal yang bisa membuatnya tidak lulus. Sebab, yang terpikir saat itu adalah kebiasan kebiasaan yang tidak pernah dia lakukan dan harus dilakukan kerena tidak berada di rumah dan jauh dari orang tua.

“Cuci pakaian sendiri, cuci piring sendiri, itu alasan saya tidak ingin pergi ke sana saat itu,” kisahnya.

Ia pun pesimis saat menanti pengumuman masuk sekolah GenIUS namun kaget saat disambut pelukan hangat keluarga usai pulang sekolah. Ternyata ia lulus seleksi untuk menjadi siswa sekolah GenIUS.

Kabar kelulusannya itu diketahui Opa Alin yang kala itu melihat hasil pengumuman yang ditempel di Kantor Dinas Pendididkan Kabupaten Teluk Wondama.

Pelukan hangat keluarga membuat Alin kuat dan berani untuk jauh dari keluarga demi sebuah cita-cita besar. Alin yang kini mandiri dan mememiliki banyak rasa ingin tahu, bertekad untuk menjadi peneliti kelak ketika lulus dan mengambil jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Semangat dan tekad alin adalah hal yang juga terjadi kepada siswa siswi Sekolah GenIUS lainnya. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!